Christian
Gonzales, pemain cemerlang bertabur bintang dengan gelar peraih top
skor 4 tahun berturut-turut merupakan sosok yang tak asing lagi di
dunia persepakbolaan tanah air Indonesia. Namun siapa menyangka,
dibalik kesuksesan Gonzales terdapat suatu kekuatan yang menyemangati
hidupnya, terlebih setelah ia menjadi Muallaf, kekuatan itu tidak lain
adalah kekuatan doa.
Perkenalannya dengan dunia sepak bola, dimulai ketika Gonzales berusia 6
tahun. Semula ayahnya berharap Gonzales dapat meneruskan jejaknya
menjadi seorang militer, namun karena kegilaannya terhadap dunia sepak
bola, harapan itu tak terpenuhi.
Menginjak usia ke 18 tahun, pria yang menyukai warna hitam ini bertemu
dengan seorang wanita beragama Islam asal Indonesia, Eva Nurida Siregar
di Cile, Amerika latin pada tahun 1994. Saat itu Eva menekuni salsa di
sekolah Vinadelmar. Lama berkenalan akhirnya Gonzales menyimpan hati
pada Eva. Dan tak lama kemudian Cintanya berbalas.
Sebagai penganut Katolik, lelaki yang dikenal pendiam ini sama sekali
tidak mengenal agama Islam yang dianut pujaan hatinya, begitu pun dengan
sang ibu. “Sebelum ketemu istri, saya sama sekali tidak tahu Islam”
ungkap pria penggemar Rivaldo. Maka peran Eva pun menjadi berat, ia
berulang kali menjelaskan tentang ajaran Islam yang dianutnya.
Usaha wanita kelahiran Pekanbaru ini akhirnya berhasil. Eva Nurida
Siregar yang beragama Islam dan Christian Gerard Alfaro Gonzales yang
beragama Katolik menikah dan hidup bersama di Uruguay pada tahun 1995.
Perkembangan karir ini sebetulnya tidak lepas dari peran Eva. Setiap
kali pemain sepak bola yang dijuluku elloco (si gila) ini mau berangkat
bertanding, wanita yang biasa dipanggil Amor oleh Gonzales ini selalu
memanjatkan doa kepada Allah SWT. Dalam berdoa terkadang Eva sengaja
mengeraskan suara dengan harapan Gonzales dapat mendengarnya.
Kebiasaan inilah yang membuat Gonzales mulai tertarik dengan ajaran
Islam. Ia sendiri tidak akan beranjak pergi sebelum kekasihnya selesai
berdoa. Karena dari doa inilah Gonzales menemukan kedamaian dan
ketenangan yang selama ini tidak didapatkan dari agama yang dianut
sebelumnya. Doa ini pula yang membuat dirinya semakin bersemangat dan
optimis setiap kali bertanding di lapangan hijau.
Tidak hanya itu, Gonzales terkadang memperhatikan kebiasaan Eva yang
selalu mengucapkan bismilah ketika mau melakukan sesuatu atau
mengucapkan istighfar ketika dihadapkan pada konflik, serta ucapan
lainnya yang menjadi doa umat Islam.Indonesia merupakan negara yang
berpenduduk mayoritas beragama Islam, selama ini Gonzales hanya mengenal
Islam melalui istrinya dan ini dirasa tidak cukup. Sekarang pemain
yang doyan sup ayam ini bisa langsung menemukan Islam dari para
penganutnya.
“Saya tidak pernah memaksa Gonzales masuk Islam”. Ungkap Eva
“Kadang-kadang setelah saya baca buku tentang ajaran Islam, saya simpan
buku itu di meja dan Christian diam-diam membacanya, maka dia kemudian
tau bagaimana sikap suami terhadap istrinya dalam Islam dan bagaimana
sikap istri terhadap suaminya” Lanjutnya mengenang saat pertama kali
tinggal di Indonesia bersama Gonzales.
Maka tepat pada tanggal 9 Oktober 2003 Christian Gonzales memutuskan
untuk masuk Islam atas dasar kemauan sendiri dengan disaksikan oleh
ustadz Mustafa di Mesjid Agung al Akbar Surabaya. Christian Gerard
Alfaro Gonzales kemudian diberi nama Mustafa Habibi. Nama Mustafa
diambil dari guru spiritualnya, ustadz Mustafa sedangkan Habibi
(cintaku) diambil karena rasa cinta sang istri amat besar kepada
Christian Gonzales. Islam
memiliki kesan tersendiri bagi Gonzales “Karena di dalam Islam setiap
ada sesuatu ada ucapan doanya seperti ketika masuk rumah mengucapkan
assalamualaikum, ketika mau melakukan sesuatu diawali dengan basmalah,
dan setiap melangkah dalam Islam selalu aja ada bacaan. Dan ini menjadi
hati saya merasa tenang” Ungkap Eva mengutip ucapan Gonzales.
Sang ibu, Meriam Gonzales saat dikabarkan keislaman anaknya, menerima dengan ikhlas agama yang dipilih anak tercintanya, ia hanya berharap anaknya meraih kesuksesan di masa depan. Namun untuk menjalin hubungan keluarga, Gonzales dan Eva setiap hari tidak ketinggalan menghubungi ibunya, hanya sekedar menanyakan kabar dari negara nun jauh di sana.
Seakan menemukan air di gurun sahara, begitulah kondisi pemain yang mencetak 33 gol untuk PSM Makassar saat itu. Dengan bimbingan Ustadz Mustafa, Gonzales mulai mengenal Islam lebih dalam. Selain itu Hj Fatimah, ulama terkenal asal Mojosari dan Hj. Nurhasanah turut menjadi guru spiritual Gonzales. Bahkan Majlis Ulama Gresik sendiri sampai mengangkat Gonzales beserta keluarganya sebagai anak angkat mereka.
Hj. Nurhasanah biasa dipanggil Bunda, selalu menyemangati Gonzales dengan nasehat untuk selalu berdoa. “Kamu harus kuat-kuat doa” kenang Eva menirukan ucapan Hj. Nurhasanah. Begitu pun Hj Fatimah, ustadzah yang membangun mesjid dengan nama Gonzali ini baik via telephone atau tatap muka selalu menyemangati Gonzales dengan doa sambil menangis. Setiap kali pertandingan akan digelar keesokan harinya, Eva sang istri selalu mengadakan pengajian yang dihadiri oleh ibu-ibu sekitar rumahnya dan diakhiri dengan pembacaan doa. Sementara pengajian berlangsung, Gonzales selalu memperhatikan pengajian dan duduk disamping Eva atau terkadang ia duduk di belakang ibu-ibu pengajian. Maka tidak heran jika Eva lupa tidak mempersiapkan pengajian orang yang pertama kali menegurnya adalah suaminya sendiri.Popularitas dan harta yang melimpah ruah tidak begitu mempengaruhi Gonzales, ia bukanlah tipe orang yang suka menghambur hamburkan uang. Bahkan ia akan sangat marah jika ada orang yang mengajaknya ke klub atau tempat hiburan malam dan tak segan Gonzales akan memutuskan hubungan dengan orang tersebut.
Harta yang ia raih dari perjuangannya di persepakbolaan lebih suka ia berikan kepada anak yatim, fakir miskin dan ibu-ibu pengajian sebagai zakat dan shadaqah. Hal ini dilakukan karena Gonzales mengetahui kewajiban zakat yang ia baca dari buku-buku keislaman milik istrinya.
Sempat Gonzales beserta istrinya berkeinginan untuk menunaikan haji tahun 2008, namun Allah berkehendak lain uang yang di dapatkan dari peralihan top skor sebanyak 50 juta digunakan guna membiayai operasi istrinya untuk melahirkan anak keempat, Vanesa Siregar Gonzales .
Menyangkut kebiasaanya dalam pertandingan sepak bola, pemain yang rajin bersih-bersih rumah ini setiap kali berangkat bertanding selalu membawa tasbih di dalam tasnya dan beberapa buku doa sebagai perbekalan. Selain itu tidak seperti pemain muslim lainnya yang sujud syukur ketika menciptakan gol, bagi Gonzales bentuk rasa syukur ketika berhasil mencetak gol adalah dengan mengangkat telunjuknya ke mulut seraya menengadah ke langit, hal ini merupakan isyarat rasa syukur terhadap Allah yang Maha Esa.
Bahkan pada saat membela tim Persib Bandung, pria berkalung ayat kursi ini menggunakan nomor punggung 99. Nomor ini dipilih bukan tanpa alasan, 99 merupakan isyarat asma Allah yang dikenal dengan asmaul husna.
Terkait harapannya ke depan, Gonzales sangat perhatian dengan keluarga “Saya berharap anak-anak menjadi anak yang shaleh dan sehat wal afiyat, semoga Allah melindungi, supaya ketika masalah datang ya cepat hilang” demikian keinginan Gonzales.
Sang ibu, Meriam Gonzales saat dikabarkan keislaman anaknya, menerima dengan ikhlas agama yang dipilih anak tercintanya, ia hanya berharap anaknya meraih kesuksesan di masa depan. Namun untuk menjalin hubungan keluarga, Gonzales dan Eva setiap hari tidak ketinggalan menghubungi ibunya, hanya sekedar menanyakan kabar dari negara nun jauh di sana.
Seakan menemukan air di gurun sahara, begitulah kondisi pemain yang mencetak 33 gol untuk PSM Makassar saat itu. Dengan bimbingan Ustadz Mustafa, Gonzales mulai mengenal Islam lebih dalam. Selain itu Hj Fatimah, ulama terkenal asal Mojosari dan Hj. Nurhasanah turut menjadi guru spiritual Gonzales. Bahkan Majlis Ulama Gresik sendiri sampai mengangkat Gonzales beserta keluarganya sebagai anak angkat mereka.
Hj. Nurhasanah biasa dipanggil Bunda, selalu menyemangati Gonzales dengan nasehat untuk selalu berdoa. “Kamu harus kuat-kuat doa” kenang Eva menirukan ucapan Hj. Nurhasanah. Begitu pun Hj Fatimah, ustadzah yang membangun mesjid dengan nama Gonzali ini baik via telephone atau tatap muka selalu menyemangati Gonzales dengan doa sambil menangis. Setiap kali pertandingan akan digelar keesokan harinya, Eva sang istri selalu mengadakan pengajian yang dihadiri oleh ibu-ibu sekitar rumahnya dan diakhiri dengan pembacaan doa. Sementara pengajian berlangsung, Gonzales selalu memperhatikan pengajian dan duduk disamping Eva atau terkadang ia duduk di belakang ibu-ibu pengajian. Maka tidak heran jika Eva lupa tidak mempersiapkan pengajian orang yang pertama kali menegurnya adalah suaminya sendiri.Popularitas dan harta yang melimpah ruah tidak begitu mempengaruhi Gonzales, ia bukanlah tipe orang yang suka menghambur hamburkan uang. Bahkan ia akan sangat marah jika ada orang yang mengajaknya ke klub atau tempat hiburan malam dan tak segan Gonzales akan memutuskan hubungan dengan orang tersebut.
Harta yang ia raih dari perjuangannya di persepakbolaan lebih suka ia berikan kepada anak yatim, fakir miskin dan ibu-ibu pengajian sebagai zakat dan shadaqah. Hal ini dilakukan karena Gonzales mengetahui kewajiban zakat yang ia baca dari buku-buku keislaman milik istrinya.
Sempat Gonzales beserta istrinya berkeinginan untuk menunaikan haji tahun 2008, namun Allah berkehendak lain uang yang di dapatkan dari peralihan top skor sebanyak 50 juta digunakan guna membiayai operasi istrinya untuk melahirkan anak keempat, Vanesa Siregar Gonzales .
Menyangkut kebiasaanya dalam pertandingan sepak bola, pemain yang rajin bersih-bersih rumah ini setiap kali berangkat bertanding selalu membawa tasbih di dalam tasnya dan beberapa buku doa sebagai perbekalan. Selain itu tidak seperti pemain muslim lainnya yang sujud syukur ketika menciptakan gol, bagi Gonzales bentuk rasa syukur ketika berhasil mencetak gol adalah dengan mengangkat telunjuknya ke mulut seraya menengadah ke langit, hal ini merupakan isyarat rasa syukur terhadap Allah yang Maha Esa.
Bahkan pada saat membela tim Persib Bandung, pria berkalung ayat kursi ini menggunakan nomor punggung 99. Nomor ini dipilih bukan tanpa alasan, 99 merupakan isyarat asma Allah yang dikenal dengan asmaul husna.
Terkait harapannya ke depan, Gonzales sangat perhatian dengan keluarga “Saya berharap anak-anak menjadi anak yang shaleh dan sehat wal afiyat, semoga Allah melindungi, supaya ketika masalah datang ya cepat hilang” demikian keinginan Gonzales.
1 Comentar:
nice inpo. thax. :D
Post a Comment
TERIMAKASIH Juragan. :X :X
Saran dan kritik selalu saya harapkan untuk kemajuan blog ini , Dilarang Spam , No SARA
Jangan Lupa Para Agan Untuk Ngasih Informasi Jika Link - Link Download Sudah di Delete Agar Koleksiku Bisa Memperbarui :)]